Pendekar adalah sebuah gelar yang di berikan kepada seseorang yang
telah mempelajari ilmu seni bela diri Indonesia. Dan Kebanyakan pendekar
adalah suka berpetualang atau berkelana dan suka membela kebenaran .
nah nih ada 5 pendekar kita yang legendaris di layar kaca
1. Jaka sembung
Jaka Sembung Sang Penakluk atau hanya Jaka Sembung (Internasional:The Warrior) adalah film aksi laga epos dewasa tahun 1981 dari Indonesia yang disutradarai oleh maestro film Sisworo Gautama Putra. Film ini mendapat perhatian dari kalangan penggemar film aksi laga internasional karena dianggap sebagai salah satu film pertama yang mempunyai ramuan unik antara ragam aksi laga dengan ragam horor dan supernatural. Film ini dibuat berdasarkan komik Indonesia dengan judul yang sama yaitu "Jaka Sembung" karya komikus terkenal Indonesia Djair Warniponakanda yang sering ditulis hanya dengan "Djair".
Film ini dibintangi antara lain oleh Barry Prima, Eva Arnaz, dan Dana Christina. Film ini adalah film yang melejitkan nama Barry Prima dan memberikannya nama panggilan yang sama dengan tokoh yang diperankannya. Dengan semboyannya "Untuk pertama kalinya ilmu Rawa Rontek difilemkan!!!", film ini didistribusikan oleh Rapi Films. Versi DVD rumah barunya yang telah mengalami perbaikan kualitas namun hanya dalam percakapan bahasa Inggris diterbitkan oleh penerbit film kultus Mondo Macabro dari Britania Raya pada tahun 2008. Versi ini disertai dengan fitur bonus berupa wawancara dengan para tokoh di balik layar, seperti Imam Tantowi dan El Badrun.
Film ini diikuti oleh sekuelnya, Si Buta Lawan Jaka Sembung yang dirilis tahun 1983.
Pada zaman penjajahan Belanda, Parmin alias Jaka Sembung (Barry Prima) merupakan jawara sakti Kandanghaur. Ia memberontak atas ketidakadilan pemerintah Hindia Belanda yang mengharuskan para tawanan bekerja paksa. Untuk menumpas Jaka Sembung, Komandan Hindia Belanda setempat mengadakan sayembara. Jawara sakti Kohar (S. Parya) awalnya kalah, tapi kemudian seorang dukun Jawa mengusulkan agar mereka menghidupkan kembali Si Hitam (W.D. Mochtar), seorang jagoan sakti kejam yang pernah mati di tangan guru Jaka Sembung. Si Hitam memiliki ajian gelap dan misterius Rawa Rontek yang membuatnya tak bisa mati bila tubuhnya menyentuh tanah.
Parmin dikhianati oleh salah seorang penduduk desa dan hendak ditangkap. Parmin kalah telak saat berhadapan dengan Si Hitam yang juga menguasai ilmu sihir dan ditangkap. Tidak hanya disiksa, kedua mata Parmin dicongkel secara keji oleh Komandan Hindia Belanda, dan walaupun berhasil meloloskan diri, dia disihir menjadi seekor babi hutan oleh Si Hitam. Usaha Parmin untuk melarikan diri akhirnya berhasil berkat bantuan kekasihnya, Surti (Eva Arnaz). Surti membawa Jaka yang telah menjadi babi ke tengah hutan di mana mereka bertemu dengan guru Jaka, seorang petapa yang sakti. Surti yang mencintai Parmin rela untuk mengorbankan nyawanya demi kekasihnya tersebut. Surti rela menyumbangkan kedua matanya untuk "dicangkokkan" pada Parmin dalam sebuah ritual ajian mistik yang membahayakan nyawanya sendiri. Akhirnya Surti meninggal setelah memberikan kedua matanya kepada Parmin sebagai bentuk cinta sejatinya. Parmin yang sangat sedih bersumpah untuk membalas dendam pada Komandan Hindia Belanda yang keji dan Si Hitam.
Setelah berhasil memulihkan diri dan bekal ajian sakti dari gurunya, Jaka Sembung bergerak untuk memimpin rakyat desa dengan dibantu Maria (Dana Christina), putri komandan Hindia Belanda yang tidak setuju dengan sikap keji ayahnya pada rakyat. Mereka berdua dan rakyat desa akhirnya menyerbu ke benteng Hindia Belanda dan juga Si Hitam dalam sebuah pertempuran final yang sengit.
2.Si Buta dari goa Hantu
Si Buta Dari Gua Hantu menceritakan tentang Barda Mandrawata yang ayah serta kekasihnya dibunuh oleh Mata Malaikat, seorang pendekar digdaya yang buta. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya ayahnya memberitahukan bahwa ilmu golok Mata Malaikat dilandasi oleh ilmu membedakan suara, dimana hanya orang buta yang dapat menguasainya. Demi membalas dendam dan menguasai ilmu golok pembeda suara, Barda Mandrawata pun membutakan kedua matanya dan melatih ketajaman pendengarannya di Air Terjun Gua Hantu. Dapatkah Barda menguasai ilmu tersebut dan mengalahkan Si Mata Malaikat yang berhati kejam ?
3.Wiro Sableng
Wiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang tekenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan, dari berbagai guru.
4.Kamandanu " Tutur tinular"
Arya Kamandanu adalah nama seorang tokoh fiktif, tokoh utama dalam cerita sandiwara radio legendaris Tutur Tinular, sandiwara radio fenomenal yang berlatar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singhasari hingga berdirinya Kerajaan Majapahit, karya S. Tidjab.
Dalam cerita sandiwara tersebut, Arya Kamandanu digambarkan sebagai sosok pemuda yang sangat mumpuni dalam olah kanuragan, pendekar pilih tanding berjiwa ksatria yang mampu menaklukkan musuh-musuhnya, pantang mundur demi membela kebenaran, namun dilain pihak ia adalah sosok pemuda yang sangat lugu, pemalu dan sulit menaklukkan hati dan perasaannya sendiri, selalu ragu-ragu dalam mengutarakan isi hatinya terhadap seorang perempuan.
sumber
1. Jaka sembung
Jaka Sembung Sang Penakluk atau hanya Jaka Sembung (Internasional:The Warrior) adalah film aksi laga epos dewasa tahun 1981 dari Indonesia yang disutradarai oleh maestro film Sisworo Gautama Putra. Film ini mendapat perhatian dari kalangan penggemar film aksi laga internasional karena dianggap sebagai salah satu film pertama yang mempunyai ramuan unik antara ragam aksi laga dengan ragam horor dan supernatural. Film ini dibuat berdasarkan komik Indonesia dengan judul yang sama yaitu "Jaka Sembung" karya komikus terkenal Indonesia Djair Warniponakanda yang sering ditulis hanya dengan "Djair".
Film ini dibintangi antara lain oleh Barry Prima, Eva Arnaz, dan Dana Christina. Film ini adalah film yang melejitkan nama Barry Prima dan memberikannya nama panggilan yang sama dengan tokoh yang diperankannya. Dengan semboyannya "Untuk pertama kalinya ilmu Rawa Rontek difilemkan!!!", film ini didistribusikan oleh Rapi Films. Versi DVD rumah barunya yang telah mengalami perbaikan kualitas namun hanya dalam percakapan bahasa Inggris diterbitkan oleh penerbit film kultus Mondo Macabro dari Britania Raya pada tahun 2008. Versi ini disertai dengan fitur bonus berupa wawancara dengan para tokoh di balik layar, seperti Imam Tantowi dan El Badrun.
Film ini diikuti oleh sekuelnya, Si Buta Lawan Jaka Sembung yang dirilis tahun 1983.
Pada zaman penjajahan Belanda, Parmin alias Jaka Sembung (Barry Prima) merupakan jawara sakti Kandanghaur. Ia memberontak atas ketidakadilan pemerintah Hindia Belanda yang mengharuskan para tawanan bekerja paksa. Untuk menumpas Jaka Sembung, Komandan Hindia Belanda setempat mengadakan sayembara. Jawara sakti Kohar (S. Parya) awalnya kalah, tapi kemudian seorang dukun Jawa mengusulkan agar mereka menghidupkan kembali Si Hitam (W.D. Mochtar), seorang jagoan sakti kejam yang pernah mati di tangan guru Jaka Sembung. Si Hitam memiliki ajian gelap dan misterius Rawa Rontek yang membuatnya tak bisa mati bila tubuhnya menyentuh tanah.
Parmin dikhianati oleh salah seorang penduduk desa dan hendak ditangkap. Parmin kalah telak saat berhadapan dengan Si Hitam yang juga menguasai ilmu sihir dan ditangkap. Tidak hanya disiksa, kedua mata Parmin dicongkel secara keji oleh Komandan Hindia Belanda, dan walaupun berhasil meloloskan diri, dia disihir menjadi seekor babi hutan oleh Si Hitam. Usaha Parmin untuk melarikan diri akhirnya berhasil berkat bantuan kekasihnya, Surti (Eva Arnaz). Surti membawa Jaka yang telah menjadi babi ke tengah hutan di mana mereka bertemu dengan guru Jaka, seorang petapa yang sakti. Surti yang mencintai Parmin rela untuk mengorbankan nyawanya demi kekasihnya tersebut. Surti rela menyumbangkan kedua matanya untuk "dicangkokkan" pada Parmin dalam sebuah ritual ajian mistik yang membahayakan nyawanya sendiri. Akhirnya Surti meninggal setelah memberikan kedua matanya kepada Parmin sebagai bentuk cinta sejatinya. Parmin yang sangat sedih bersumpah untuk membalas dendam pada Komandan Hindia Belanda yang keji dan Si Hitam.
Setelah berhasil memulihkan diri dan bekal ajian sakti dari gurunya, Jaka Sembung bergerak untuk memimpin rakyat desa dengan dibantu Maria (Dana Christina), putri komandan Hindia Belanda yang tidak setuju dengan sikap keji ayahnya pada rakyat. Mereka berdua dan rakyat desa akhirnya menyerbu ke benteng Hindia Belanda dan juga Si Hitam dalam sebuah pertempuran final yang sengit.
2.Si Buta dari goa Hantu
Si Buta Dari Gua Hantu menceritakan tentang Barda Mandrawata yang ayah serta kekasihnya dibunuh oleh Mata Malaikat, seorang pendekar digdaya yang buta. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya ayahnya memberitahukan bahwa ilmu golok Mata Malaikat dilandasi oleh ilmu membedakan suara, dimana hanya orang buta yang dapat menguasainya. Demi membalas dendam dan menguasai ilmu golok pembeda suara, Barda Mandrawata pun membutakan kedua matanya dan melatih ketajaman pendengarannya di Air Terjun Gua Hantu. Dapatkah Barda menguasai ilmu tersebut dan mengalahkan Si Mata Malaikat yang berhati kejam ?
3.Wiro Sableng
Wiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang tekenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng. Wiro adalah seorang pendekar dengan senjata Kapak Maut Naga Geni 212 dan memiliki rajah "212" di dadanya. Wiro memiliki banyak kesaktian yang diperoleh selama petualangannya di dunia persilatan, dari berbagai guru.
4.Kamandanu " Tutur tinular"
Arya Kamandanu adalah nama seorang tokoh fiktif, tokoh utama dalam cerita sandiwara radio legendaris Tutur Tinular, sandiwara radio fenomenal yang berlatar belakang sejarah runtuhnya Kerajaan Singhasari hingga berdirinya Kerajaan Majapahit, karya S. Tidjab.
Dalam cerita sandiwara tersebut, Arya Kamandanu digambarkan sebagai sosok pemuda yang sangat mumpuni dalam olah kanuragan, pendekar pilih tanding berjiwa ksatria yang mampu menaklukkan musuh-musuhnya, pantang mundur demi membela kebenaran, namun dilain pihak ia adalah sosok pemuda yang sangat lugu, pemalu dan sulit menaklukkan hati dan perasaannya sendiri, selalu ragu-ragu dalam mengutarakan isi hatinya terhadap seorang perempuan.
sumber
wah,,,kalo saya lebih sering mendengar yang si wiro sableng sama si buta dari gua hantu,,hehehe
ReplyDelete