Hajar Aswad (Batu Hitam/Black Stone) diyakini sebagai batu surga. Oleh karena itu tidak heran jika jemaah haji dari seluruh pelosok penjuru dunia selalu merindukannya, bahkan saling berebut hanya karena ingin menciumnya. bldirgantara.blogspot.com
Batu hitam itu terletak di sudut Selatan Ka’bah pada ketinggian 1,10 meter dari lantai Masjidil Haram berukuran panjang 25 cm dan lebar 17 cm. Sekarang ini, Hajar Aswad pecah menjadi 8 bongkah dan kedelapan bongkahan itu masih tersusun rapi pada tempatnya seperti sekarang.
bldirgantara.blogspot.com
Pecahnya batu itu terjadi pada zaman Qaramithah, yaitu sekte dari Syi’ah Al-Bathiniyyah dari pengikut Abu Thahir Al-Qaramathi yang mencabut Hajar Aswad dan membawanya ke Ihsa’ pada tahun 319 Hijriyah. Tetapi batu itu dikembalikan lagi pada tahun 339 Hijriah.
Gugusan yang terbesar berukuran sebuah kurma yang tertanam di batu besar lain dan dikelilingi oleh ikatan perak. Inilah batu yang senantiasa dirindui setiap Muslim dan berusaha untuk dapat menciumnya atau ber-ihtilam (menyalaminya atau mencium tangan ketika tawaf). Batu yang terletak dalam lingkaran perak itulah yang diusahakan jemaah haji untuk dapat menciumnya, artinya bukan batu yang berada di sekitarnya. bldirgantara.blogspot.com
bldirgantara.blogspot.com
Hajar Aswad pernah mengalami renovasi pada zaman Raja Fahd, yaitu pada bulan Rabi’ulawal 1422 Hijriyah. Setiap tahun menjelang musim haji, batu ini dibersihkan sekaligus dilakukan pencucian Ka’bah yang kadang-kadang memberi kesempatan kepada tamu-tamu kerajaan menyaksikan pencucian Ka’bah ini sekaligus mencium Hajar Aswad. bldirgantara.blogspot.com
Kisah mengenai Hajar Aswad sebagai berikut:
Kemudian Nabi Ismail as. pun pergi dari satu bukit kebukit yang lain untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail as. sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril as. memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali.
Kemudian Nabi Ibrahim as. bertanya, “Dari mana kamu dapat batu ini?” Nabi Ismail as. menjawab, “Batu ini kuterima dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril).” Nabi Ibrahim as. mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail as. Sampai sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka’bah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja dari jauh.
Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar Aswad itu berwarna putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka’bah, akhirnya menjadi hitam seperti terdapat sekarang.
bldirgantara.blogspot.com
Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab ketika beliau mencium batu itu (Hajar Aswad), “Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah mengecupmu, sudah barang tentu aku tidak akan melakukan (mengecup Hajar Aswad).”
sumber