Video Saat Terahir Petinju Muda Indonesia Meninggal


ilustrasi

Jakarta: Petinju muda profesional berusia 17 tahun bernama Tubagus Setia Sakti meninggal dunia, Minggu (27/1), setelah dipastikan mengalami pendarahan di otak setelah bertarung di ring tinju.
bldirgantara.blogspot.com
Petinju asal Bandar Lampung itu bertarung melawan petinju senior Ical Tobida di Kejuaraan Nasional Ad Interim versi Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) dalam pertarungan yang dijadwalkan 12 Ronde di TVRI, Sabtu malam (26/1).

"Tubagus menempati peringkat satu melawan peringkat kedua Ical Tobida," kata promotor pertandingan Syafrudin Lado.

Sebagai promotor dirinya sudah menjalani prosedur yang ditetapkan, mulai dari timbang badan dan cek kesehatan sehari menjelang pertandingan.

"Pada saat timbang badan, almarhum dinyatakan laik tanding dan beratnya pun under beberapa ons dari berat ideal di kelas terbang junior 49 kilogram,"
kata Lado. bldirgantara.blogspot.com

Menurut Lado, yang menjadi penyebab kematian Tubagus yakni pendarahan di otak. "Ini berdasarkan hasil CT scan di Rumah Sakit UKI," papar Lado.

Pada ronde kedelapan, wasit yang memimpin pertandingan terpaksa menghentikan pertandingan, karena Tubagus Setia Sakti beberapa kali mengangkat tangannya sebagai tanda tidak dapat melanjutkan pertandingan.

Meninggalnya Tubagus Setia Sakti menambah daftar panjang petinju Indonesia yang meninggal dunia di atas ring tinju bayaran.

Pelaksana Tugas Badan Olahraga Profesional Indonesia BOPI Haryo Yuniarto sudah mendapat laporan langsung dari promotor terkait meninggalnya Tubagus Setia Sakti.



BOPI INVESTIGASI KEMATIAN TUBAGUS SAKTI

1/2/2013 .Sindonews.com - Kematian petinju muda berbakat asal Bandar Lampung, Tubagus Setia Sakti, disikapi serius oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). BOPI akan menginvestigasi untuk mengetahui penyebab kematian Tubagus saat bertarung dengan Ical Tobida di Kejuaraan Nasional KTPI, Minggu (27/1) lalu.
bldirgantara.blogspot.com
"Kita sudah memberi tahu kepada Bapak Menteri soal berita duka Tubagus Sakti yang meninggal dan meminta izin melakukan ivestigasi lebih lanjut. Alhamdulillah, hari ini kami juga sudah mengirim surat keterangan tentang bagaimana Tubagus Sakti sampai meninggal," kata Ketua BOPI Haryo Yuniarto seperti dilansir antsport.

BOPI, sambung Haryo, sudah meminta keterangan kepada promotor. Ke depan, BOPI akan melakukan langkah evaluasi, apakah dalam pertandingan tersebut ada kesalahan-kesalahan sehingga menyebabkan meninggalnya Tubagus. bldirgantara.blogspot.com

"Tetap kita akan melakukan evaluasi apakah ada kekeliruan yang terjadi sebelum, saat atau pasca pertandingan yaitu penanganan medisnya. Jadi mekanisme pemain profesional bisa didapatkan dari dua sumber. Pertama dari amatir dengan jenjang serta aturan-aturan yang sudah disepakati sebelumnya, kedua adalah yang ditemukan oleh sasana-sasana," lanjutnya.

Sebelumnya, usia Tubagus yang masih 17 tahun sempat diperdebatkan kala harus bertanding dengan seniornya. Namun, kata Haryo, dari keterangan promotornya, meski baru 17 tahun, namun saat itu Tubagus sudah menduduki peringkat satu nasional di kelasnya.

"Jadi tak ada alasan lagi bagi dia untuk menunda atau menunggu umur. Sejauh ini ada satu pelanggaran yang saya temukan yaitu rangkap peran matchmaker atau penata tanding dengan promotor," ungkapnya. bldirgantara.blogspot.com

Terkait jabatan rangkap peran yang terjadi dalam kejuaran KTPI tersebut, menurut Haryo, harusnya jabatan tersebut dipisah karena tugas promotor adalah mengawasi secara keseluruhan. Adanya rangkap peran akan ada conflict of interest. bldirgantara.blogspot.com

"Ini yang sekarang kita dalami dengan memanggil orang-orangnya untuk kita mintai keterangan. Mengenai sanksi, yang biasa kita lakukan adalah mencabut lisensi," tandasnya.


Sang ayah bangga terhadap Tubagus Sakti

29/1/2013 Sindonews.com - Kendati kehilangan putranya, Tubagus Setia Sakti, yang meninggal setelah bertarung di dalam ring, sang ayah, Iwan Falas (54 tahun), mengaku sangat bangga terhadap apa yang telah dilakukan oleh putranya selama ini. Meskipun terpukul atas kepergian putra pertamanya tersebut, Iwan merasa bangga bahwa anaknya meninggal di dalam ring.
bldirgantara.blogspot.com
Iwan, yang mengaku sebagai keluarga kurang mampu, mengungkapkan jika dirinyalah yang mendorong Tubagus untuk menjadi seorang petinju profesional. "Kami dari keluarga miskin. Saya mendorongnya untuk menjadi petinju agar bisa menjauhkannya dari menjadi seorang kriminal. Saya berterima kasih kepada Tuhan bahwa putra saya tidak mati dihakimi massa karena mencuri," terang Falas, sebagaimana dikutip Manila Standard Today, Selasa (29/1).

Sebelumnya, Tubagus, yang turun di kelas terbang, dinyatakan meninggal dunia karena pendarahan otak setelah kalah TKO di ronde kedelapan dari seniornya, Ical Tobiada, di Studio V TVRI, Jakarta, pada Sabtu (26/1) malam lalu. Petinju asal sasana KPJ Bulungan BC Jakarta ini merupakan petinju muda potensial Indonesia, dan saat meninggal ia masih berusia 17 tahun. Menurut data yang tercatat di Box Rec, Tubagus, memiliki rekor dua kali menang (1KO), tiga kali kalah dan dua kali imbang.

Pelatih Tubagus Sakti, Misyanto, mengatakan bahwa petinjunya dalam kondisi yang bagus ketika memasuki ring. "Saya menyalahkan wasit karena tidak menghentikan pertandingan setelah Tubagus (menyerah) mengangkat tangannya," sesalnya.bld


sumber

Post a Comment

PENNTINNG !!!!!
silahkan tinggalkan komentar jika anda menyukai, jika anda kesulitan melakukan komentar dan tidak memiliki profil untuk komentar silahkan pilih profil Anonymous trimakasih salam dari saya Bhernanda Logan Dirgantara,,

Previous Post Next Post

Contact Form