Ma Liangshui (76), salah seorang pendudk yang telah tinggal di gua-gua sekitar Yanan sepanjang hidupnya (Barbara Demick/Los Angeles Times)
Seperti kebanyakan petani dari pinggiran Yanan, Cina, Ren Shouhua lahir di sebuah gua dan tinggal di sana sampai dia mendapat pekerjaan di kota dan pindah ke sebuah rumah permanen. Tapi pria berusia 46 tahun itu berencana untuk kembali ke gua ketika ia pensiun nanti.
“Itu sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin. Tenang dan aman. Ketika tua nanti, saya akan kembali kesana,” tutur Ren, yang pindah ke ibukota provinsi Shaanxi, Xian, saat berusia 20-an.
Lebih dari 30 juta orang China tinggal di gua-gua, banyak dari mereka di provinsi Shaanxi di dataran tinggi Huangtu, dengan tebing kuning dan tanah berpori yang khas, membuatnya mudah digali.
Setiap gua atau yaodong dalam bahasa Cina, biasanya memiliki ruang berkubah panjang dengan pintu masuk berbentuk setengah lingkaran, ditutupi dengan kertas nasi atau selimut berwarna-warni.
Sebagian gua-gua terlihat lebih baik dan diperkuat dengan batu bata. Beberapa diantaranya saling terhubung sehingga keluarga dapat mempunyai beberapa kamar. Bahkan listrik dan air ledeng dapat dibawa masuk.
“Kebanyakan tidak begitu mewah, tapi aku sudah melihat beberapa gua yang benar-benar indah: langit-langit tinggi dan luas dengan halaman yang bagus di depan, dimana Anda dapat berolahraga dan duduk di bawah sinar matahari,” kata Ren, yang bekerja sebagai sopir.
Gua memiliki peran penting dalam sejarah China modern. Bahkan wakil Presiden Cina Xi Jinping, yang diperkirakan akan menggantikan Hu Jintao sebagai presiden tahun depan, tinggal selama tujuh tahun dalam gua ketika ia diasingkan ke Provinsi Shaanxi selama Revolusi Kebudayaan.
Liu Jiaping, direktur Pusat Penelitian Arsitektur Hijau di Xian membantu merancang dan mengembangkan versi modern dari gua tradisional, dan pada tahun 2006 menjadi finalis pada World Habitat Award.
Gua yang diperbarui itu dibangun pada tebing dalam dua tingkat, dengan bukaan atas untuk cahaya dan ventilasi. Setiap keluarga memiliki empat kamar, masing-masing dua ruang di setiap tingkat.
“Ini seperti tinggal di sebuah villa. Gua di desa-desa kita senyaman apartemen mewah di kota,” kata Cheng Wei (43), seorang pejabat Partai Komunis yang tinggal di salah satu rumah gua di desa Zaoyuan di pinggiran Yanan.
“Banyak orang datang ke sini untuk menyewa gua kami, tapi tak seorang pun ingin pindah.” tambahnya.
Maka dengan segera pasar berkembang di sekitar Yanan, dimana sebuah gua dengan tiga kamar dan kamar mandi (total 750 meter persegi) dapat dijual seharga 46.000 dolar Amerika. Sebuah gua satu kamar sederhana mempunyai harga sewa sebesar 30 dolar sebulan.
Bagaimanapun, banyak gua yang tidak untuk dijual atau disewakan kepada siapapun, karena mereka diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
sumber