1. Ronald - Frank de Boer
Kakak-beradik ini “nyaris” selalu kompak di lapangan. Pernah tampil berdua di Ajax, keduanya melanjutkan kerjasama kala diboyong Louis van Gaal ke Barcelona; dan membuat cita rasa Belanda begitu kental di klub Catalan tersebut pada peralihan dekade 1990-an ke dekade 2000-an.
Dibandingkan sang kakak, Frank yang menjadi palang pintu memang sedikit lebih sukses. Frank tampil untuk timnas Belanda sebanyak 112 kali sedangkan Ronald 67 kali. Uniknya, keduanya sama-sama mencetak 13 gol untuk Belanda. bldirgantara.blogspot.com
Kini, Frank menjabat sebagai pelatih Ajax sedangkan Ronald menjadi komentator sepakbola di Qatar, tempatnya menutup karier.
2. Filippo - Simone Inzaghi
. Pippo, demikian sapaannya pernah begitu gemilang kala berduet dengan Del Piero di Juventus. Keduanya bahkan senantiasa menjadi teror bagi lini pertahanan tim manapun di Serie A.
Ketika bercerai dengan Del Piero dan pindah ke AC Milan, Pippo sebenarnya tak muda lagi. Namun, kegarangannya masih bertahan. Bahkan, Pippo mampu memborong dua gol dalam Final Liga Champions 2007. bldirgantara.blogspot.com
Dibandingkan sang kakak, Simone memang kurang cemerlang. Seperti halnya Pippo, Simone memulai karier di klub kotanya, Piacenza. Penampilan Simone yang memukau pada musim 1998/1999 membuatnya ditarik oleh Lazio. Semusim di kubu Biancocelesti, Simone membawa Lazio memenangi empat gelar: Piala Super Eropa, Liga Italia, Piala Italia, dan Piala Super Italia. Namun, seiring tenggelamnya Lazio, sinar Simone ikut meredup.
3. Gary - Phillip Neville
Garry yang lebih tua sepenuhnya menjadi milik Manchester United. Lebih dari 20 tahun Gary bermain untuk Sir Alex Ferguson dan menutup karier musim ini. bldirgantara.blogspot.com
Sementara itu, Phillip atau biasa disapa Pally, terdepak dari skuad utama Setan Merah pada awal 20. Ia kemudian melanjutkan karier di Everton. Di The Toffees, Pally sukses besar. Bahkan, ia menjadi kapten tim dan dipanggil ke skuad The Three Lions.
4. Yaya - Kolo Toure
Kasus unik terjadi di keluarga Toure. Kedua kakak-beradik ini menjadi pesepakbola. Kolo tampil super di Arsenal sebelum hijrah ke klub kaya baru, Manchester City. Yaya, sang adik, beberapa kali pindah ke klub-klub Eropa sebelum tampil gemilang di Barcelona. bldirgantara.blogspot.com
Yaya yang berposisi sebagai gelandang bahkan pernah menjadi bek tengah di klub yang kini diasuh Pep Guardiola ini. Ketika City memberikan tawaran bergabung dengan sang kakak, Yaya tidak mau membuang peluang.
5. Rio - Anton Ferdinand
Kakak bermain sebagai bek tengah, demikian pula adiknya. Inilah yang terjadi pada kakak-beradik Ferdinand. Sang kakak, Rio, menjadi salah satu palang pintu West Ham tersukses. Kegemilangan Rio berlanjut di Leeds United sebelum hijrah ke Manchester United. Di kubu Setan Merah, Rio memenangkan segalanya di tingkat klub. Ia menjuarai Premier League dan Piala Champions. Di timnas, Rio menjadi bek tengah yang sangat tangguh untuk The Three Lions.
Sang adik, jebolan akademi West Ham seperti kakaknya, cukup sukses bermain di tingkat klub. Anton sempat menjadi pemain reguler The Hammers sebelum kemudian hijrah ke Sunderland. Untuk ukuran timnas, Anton sempat memperkuat Inggris U18, dan U20. bldirgantara.blogspot.com
6. Fabio - Paolo Cannavaro
Kalau di Inggris ada Rio-Anton Ferdinand, di Italia ada Fabio dan Paolo dari keluarga Cannavaro. Fabio Cannavaro pernah bermain di klub-klub besar seperti Parma, Juventus, dan Real Madrid. Bahkan Fabio menjadi palang pintu Los Merengues di usia yang tidak muda lagi, 36 tahun. Di tingkat timnas, Fabio sukses mengantar Italia menjadi juara Piala Dunia 2006 Jerman ketika ban kapten melekat di lengannya.
Meski tak sehebat sang kakak, Paolo adalah bek yang cukup ditakuti di Serie A. Sepeti Fabio, Paolo pernah bermain di Parma.
7. Fabio - Rafael da Silva
Keduanya sama-sama jebolan Fluminense dan bergabung ke Setan Merah pada 2008. Namun, Rafael lebih konsisten bermain dibandingkan Fabio. Sir Alex sudah mempercayainya bermain 28 kali musim lalu sedangkan Fabio 24 kali.bldirgantara.blogspot.com
Mengingat keduanya masih berusia sangat muda (20 tahun) kesempatan menjadi starting eleven di kubu Manchester United bukanlah isapan jempol. Permainan Fabio dan Rafael tidak hanya mengundang decak kagum para pemandu bakat atau sang manajer. The Times menyebut mereka sebagai penerus tradisi Garry-Phillip.
8. Bonaventure-Salomon Kalou
Dari tanah Pantai Gading, sekali lagi muncul kakak-beradik pesepakbola. Kali ini, Bonaventure dan Salomon dari keluarga Kalou yang kita bicarakan.
Bonaventure memulai kariernya di Eropa bersama Feyenord Rotterdam. Bonaventure menjadi pemain reguler. Selanjutnya, ia hijrah ke Prancis dan bersama tiga klub, Auxerre, Paris Saint Germain, dan RC Lens. Sempat bermain di Al-Jazira, Bonaventure menutup karier di SC Heerenveen. Urusan timnas, Bonaventure sudah mencetak 12 gol dari 51 penampilan.
Salomon lebih mengilap dibandingkan sang kakak. Memulai debut di Feyenoord juga, Salomon direkrut Chelsea pada 2006. Disana ia mencetak 55 gol dari 227 penampilan di Chelsea. Di timnas Pantai Gading, Kalou tapil 37 kali dan mengemas 13 gol. bldirgantara.blogspot.com
9. Kevin Prince - Jerome Boateng
Meski berbeda kewarga negaraan, mereka tetap bersama saat kumpul keluarga. Jerome lebih memilih bersama ibunya tinggal di Jerman. Sedangkan Kevin lebih memilih bersama Ayahnya di Ghana.
Bermain bersama di Hertha BSC Berlin, dan sama - sama pernah merasakan atmosfir liga inggris. Mereka bersinar di klub mereka masing - masing. Jerome terkenal dengan badannya yang kekar, sedangkan sang kakak terkenal karena kelincahannya.bldirgantara.blogspot.com
Keduanya memang bisa di sebut Kakak beradik yang berbeda keluarga. Di Timnas, Kevin menjadi andalan di Ghana. Namun, sang adik sedikit kurang bersinar bersama Jerman. Namun, Jerome sangat di takuti di Bundesliga.
10. Gabriel - Diego Milito
Gabriel dan Diego Milito dari Argentina. Gabriel yang lebih muda setahun berlaga di Liga Spanyol bersama Rea Zaragoza dan kini Barcelona. Namun, sayang Gabriel cukup rentan cedera dan usianya tidak muda lagi sehingga menjadi pilihan kedua di kubu Blaugrana. Gabriel dipanggil ke timnas senior 35 kali dan mencetak 1 gol.
Sang kakak, Diego, kini tengah menikmati persaingan keras di Serie A bersama Internazionale Milan. Milito menjadi penentu kemenangan Inter saat menjuarai Liga Champions tahun 2010 kala mengandaskan Bayern Muenchen 2-0 (mencetak 2 gol). Tahun ini, Milito juga membantu Inter Milan menjuarai Copa Italia. bld
sumber
Kakak-beradik ini “nyaris” selalu kompak di lapangan. Pernah tampil berdua di Ajax, keduanya melanjutkan kerjasama kala diboyong Louis van Gaal ke Barcelona; dan membuat cita rasa Belanda begitu kental di klub Catalan tersebut pada peralihan dekade 1990-an ke dekade 2000-an.
Dibandingkan sang kakak, Frank yang menjadi palang pintu memang sedikit lebih sukses. Frank tampil untuk timnas Belanda sebanyak 112 kali sedangkan Ronald 67 kali. Uniknya, keduanya sama-sama mencetak 13 gol untuk Belanda. bldirgantara.blogspot.com
Kini, Frank menjabat sebagai pelatih Ajax sedangkan Ronald menjadi komentator sepakbola di Qatar, tempatnya menutup karier.
2. Filippo - Simone Inzaghi
. Pippo, demikian sapaannya pernah begitu gemilang kala berduet dengan Del Piero di Juventus. Keduanya bahkan senantiasa menjadi teror bagi lini pertahanan tim manapun di Serie A.
Ketika bercerai dengan Del Piero dan pindah ke AC Milan, Pippo sebenarnya tak muda lagi. Namun, kegarangannya masih bertahan. Bahkan, Pippo mampu memborong dua gol dalam Final Liga Champions 2007. bldirgantara.blogspot.com
Dibandingkan sang kakak, Simone memang kurang cemerlang. Seperti halnya Pippo, Simone memulai karier di klub kotanya, Piacenza. Penampilan Simone yang memukau pada musim 1998/1999 membuatnya ditarik oleh Lazio. Semusim di kubu Biancocelesti, Simone membawa Lazio memenangi empat gelar: Piala Super Eropa, Liga Italia, Piala Italia, dan Piala Super Italia. Namun, seiring tenggelamnya Lazio, sinar Simone ikut meredup.
3. Gary - Phillip Neville
Garry yang lebih tua sepenuhnya menjadi milik Manchester United. Lebih dari 20 tahun Gary bermain untuk Sir Alex Ferguson dan menutup karier musim ini. bldirgantara.blogspot.com
Sementara itu, Phillip atau biasa disapa Pally, terdepak dari skuad utama Setan Merah pada awal 20. Ia kemudian melanjutkan karier di Everton. Di The Toffees, Pally sukses besar. Bahkan, ia menjadi kapten tim dan dipanggil ke skuad The Three Lions.
4. Yaya - Kolo Toure
Kasus unik terjadi di keluarga Toure. Kedua kakak-beradik ini menjadi pesepakbola. Kolo tampil super di Arsenal sebelum hijrah ke klub kaya baru, Manchester City. Yaya, sang adik, beberapa kali pindah ke klub-klub Eropa sebelum tampil gemilang di Barcelona. bldirgantara.blogspot.com
Yaya yang berposisi sebagai gelandang bahkan pernah menjadi bek tengah di klub yang kini diasuh Pep Guardiola ini. Ketika City memberikan tawaran bergabung dengan sang kakak, Yaya tidak mau membuang peluang.
5. Rio - Anton Ferdinand
Kakak bermain sebagai bek tengah, demikian pula adiknya. Inilah yang terjadi pada kakak-beradik Ferdinand. Sang kakak, Rio, menjadi salah satu palang pintu West Ham tersukses. Kegemilangan Rio berlanjut di Leeds United sebelum hijrah ke Manchester United. Di kubu Setan Merah, Rio memenangkan segalanya di tingkat klub. Ia menjuarai Premier League dan Piala Champions. Di timnas, Rio menjadi bek tengah yang sangat tangguh untuk The Three Lions.
Sang adik, jebolan akademi West Ham seperti kakaknya, cukup sukses bermain di tingkat klub. Anton sempat menjadi pemain reguler The Hammers sebelum kemudian hijrah ke Sunderland. Untuk ukuran timnas, Anton sempat memperkuat Inggris U18, dan U20. bldirgantara.blogspot.com
6. Fabio - Paolo Cannavaro
Kalau di Inggris ada Rio-Anton Ferdinand, di Italia ada Fabio dan Paolo dari keluarga Cannavaro. Fabio Cannavaro pernah bermain di klub-klub besar seperti Parma, Juventus, dan Real Madrid. Bahkan Fabio menjadi palang pintu Los Merengues di usia yang tidak muda lagi, 36 tahun. Di tingkat timnas, Fabio sukses mengantar Italia menjadi juara Piala Dunia 2006 Jerman ketika ban kapten melekat di lengannya.
Meski tak sehebat sang kakak, Paolo adalah bek yang cukup ditakuti di Serie A. Sepeti Fabio, Paolo pernah bermain di Parma.
7. Fabio - Rafael da Silva
Keduanya sama-sama jebolan Fluminense dan bergabung ke Setan Merah pada 2008. Namun, Rafael lebih konsisten bermain dibandingkan Fabio. Sir Alex sudah mempercayainya bermain 28 kali musim lalu sedangkan Fabio 24 kali.bldirgantara.blogspot.com
Mengingat keduanya masih berusia sangat muda (20 tahun) kesempatan menjadi starting eleven di kubu Manchester United bukanlah isapan jempol. Permainan Fabio dan Rafael tidak hanya mengundang decak kagum para pemandu bakat atau sang manajer. The Times menyebut mereka sebagai penerus tradisi Garry-Phillip.
8. Bonaventure-Salomon Kalou
Dari tanah Pantai Gading, sekali lagi muncul kakak-beradik pesepakbola. Kali ini, Bonaventure dan Salomon dari keluarga Kalou yang kita bicarakan.
Bonaventure memulai kariernya di Eropa bersama Feyenord Rotterdam. Bonaventure menjadi pemain reguler. Selanjutnya, ia hijrah ke Prancis dan bersama tiga klub, Auxerre, Paris Saint Germain, dan RC Lens. Sempat bermain di Al-Jazira, Bonaventure menutup karier di SC Heerenveen. Urusan timnas, Bonaventure sudah mencetak 12 gol dari 51 penampilan.
Salomon lebih mengilap dibandingkan sang kakak. Memulai debut di Feyenoord juga, Salomon direkrut Chelsea pada 2006. Disana ia mencetak 55 gol dari 227 penampilan di Chelsea. Di timnas Pantai Gading, Kalou tapil 37 kali dan mengemas 13 gol. bldirgantara.blogspot.com
9. Kevin Prince - Jerome Boateng
Meski berbeda kewarga negaraan, mereka tetap bersama saat kumpul keluarga. Jerome lebih memilih bersama ibunya tinggal di Jerman. Sedangkan Kevin lebih memilih bersama Ayahnya di Ghana.
Bermain bersama di Hertha BSC Berlin, dan sama - sama pernah merasakan atmosfir liga inggris. Mereka bersinar di klub mereka masing - masing. Jerome terkenal dengan badannya yang kekar, sedangkan sang kakak terkenal karena kelincahannya.bldirgantara.blogspot.com
Keduanya memang bisa di sebut Kakak beradik yang berbeda keluarga. Di Timnas, Kevin menjadi andalan di Ghana. Namun, sang adik sedikit kurang bersinar bersama Jerman. Namun, Jerome sangat di takuti di Bundesliga.
10. Gabriel - Diego Milito
Gabriel dan Diego Milito dari Argentina. Gabriel yang lebih muda setahun berlaga di Liga Spanyol bersama Rea Zaragoza dan kini Barcelona. Namun, sayang Gabriel cukup rentan cedera dan usianya tidak muda lagi sehingga menjadi pilihan kedua di kubu Blaugrana. Gabriel dipanggil ke timnas senior 35 kali dan mencetak 1 gol.
Sang kakak, Diego, kini tengah menikmati persaingan keras di Serie A bersama Internazionale Milan. Milito menjadi penentu kemenangan Inter saat menjuarai Liga Champions tahun 2010 kala mengandaskan Bayern Muenchen 2-0 (mencetak 2 gol). Tahun ini, Milito juga membantu Inter Milan menjuarai Copa Italia. bld
sumber